Headlines News :

LinkWithin

Latest Post

Rabu, 14 November 2012

AS-Iran Dilaporkan Sepakati Tatap Muka soal Nuklir Iran


Harian The New York Times melaporkan, Amerika dan Iran setuju untuk bicara tatap muka untuk pertama kalinya mengenai program nuklir Iran.

Juru runding nuklir Iran Saeed Jalili dalam konferensi pers di Jenewa (foto: dok). Iran dan Amerika dilaporkan menyepakati tatap muka pertama soal nuklir Iran.
Surat kabar The New York Times, mengutip pejabat-pejabat pemerintahan Obama yang tidak disebutkan namanya, menyebutkan Amerika dan Iran telah mengadakan pertukaran rahasia secara terus menerus hampir sejak Barack Obama menjabat presiden tahun 2009.

Pejabat-pejabat itu mengatakan Iran ingin menunggu sampai setelah pemilihan presiden Amerika November untuk melihat dengan siapa negara itu akan bernegosiasi – pemerintahan kedua Obama atau Mitt Romney dari Partai Republik, yang menuduh Obama bersikap terlalu lunak terhadap Iran.

Koran The Times mengatakan pejabat-pejabat Amerika ingin membatasi pembicaraan pada program nuklir Iran dan tidak akan membiarkan Iran mengaitkan pembicaraan itu dengan masalah lain, termasuk Suriah.

Amerika telah lama menuduh Iran berusaha membuat bom nuklir. Iran menegaskan program nuklirnya hanya untuk tujuan sipil damai.

Israel mengancam aksi militer terhadap Iran. Dutabesar Israel untuk Amerika, Michael Oren, kepada koran Times mengatakan, Israel percaya Iran seharusnya tidak diberi kesempatan pembicaraan, sebaliknya sanksi-sanksi seharusnya diperkuat.

Sanksi-sanksi internasional dan boikot minyak oleh Uni Eropa sejauh ini gagal membujuk Iran agar menghentikan program nuklirnya.
Sumber berita : VOA Indonesia

Ahmadinejad Cemooh Pemilu AS

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyebut pemilihan umum di AS ajang pertempuran kapitalis dan acara buang-buang uang.

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad bersalaman dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyonosaat bertemu di Bali Democracy Forum, Nusa Dua. (AP/Firdia Lisnawati)
 

Aung San Suu Kyi Disambut Hangat di India


Tokoh demokrasi Burma Aung San Suu Kyi disambut hangat setibanya di New Delhi, kunjungannya yang pertama di India dalam empat puluh tahun, 

Pemimpin oposisi Burma, Aung San Suu Kyi disambut Menteri Luar Negeri India, Ranjan Mathai (kanan) setibanya di bandara internasional Indira Gandhi, New Delhi (13/11). 
 
Tokoh demokrasi Burma Aung San Suu Kyi dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri India Manmohan Singh dan para pejabat tinggi lainnya dalam kunjungan seminggu di India. Pemenang hadiah Nobel itu juga akan mengunjungi almamaternya, Lady Sri Ram College for Women, di New Delhi.

Kunjungannya dipandang sebagai usaha untuk memulihkan hubungan antara oposisi Burma dan India yang memiliki hubungan dengan bekas penguasa militer Burma tahun 1990an.

Aung San Suu Kyi menjalani sebagian besar masa dua puluh tahun terakhir dalam tahanan rumah atau bentuk penahanan lainnya di bawah bekas kepemimpinan itu. Kepemimpinan semi-sipil memegang kekuasaan tahun lalu, yang memungkinkan Suu Kyi mencalonkan diri menjadi anggota parlemen. 
 
 
Sumber berita : VOA Indonesia

Suu Kyi Desak India Dukung Demokrasi di Burma


Dalam kunjungannya ke New Delhi, pemimpin oposisi Burma Aung San Suu Kyi mengimbau India agar membantu Burma mencapai demokrasi.

Aung San Suu Kyi (kiri) berbicara dengan PM Manmohan Singh dalam kunjungannya di New Delhi, India hari Rabu (14/11).
Pemimpin oposisi Burma Aung San Suu Kyi berkomentar demikian hari Rabu dalam kunjungan ke New Delhi dengan tujuan memulihkan hubungan antara oposisi Burma dan India.

Dalam ceramah memperingati mendiang mantan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Aung San Suu Kyi mengatakan Burma masih berusaha mencapai demokrasi dan bahwa "kami berharap dalam fase terakhir dan paling sulit ini, rakyat India akan membantu kami."

Sebelumnya hari itu, pemimpin oposisi itu bertemu Perdana Menteri India Manmohan Singh, yang mengundang Suu Kyi ke New Delhi sewaktu berkunjung ke Burma, Mei tahun ini.

India tadinya adalah salah satu pendukung terkuat Aung San Suu Kyi dalam perjuangannya melawan junta militer Burma. Tetapi pada pertengahan tahun 1990, India berubah haluan dan mulai berdialog dengan mantan penguasa militer yang menindas negara itu.

Dalam mengemukakan periode itu dalam kata sambutannya, Aung San Suu Kyi mengatakan, "Saya sedih melihat bahwa kita telah menjauh dari India, atau lebih tepatnya, India menjauh dari kita semasa hari-hari sangat sulit itu, tetapi saya selalu percaya pada persahabatan abadi antara kedua negara kita berdasarkan persahabatan abadi antara kedua bangsa kita. "


Sumber berita : VOA Indonesia

Misteri

Teknologi

Kehidupan

Kesehatan

Teknologi

Fakta

Alam Nyata

 
Support : Copyright © 2011. Metropolis Media Online - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger

Welcome to Metropolis Media Online


Here you will find Blogger Templates convert from to Wordpress, Joomla, Nuke ...
We hope you enjoy these freshly made themes that will surely excite your audience, viewers and readers alike. Make certain from leave your feedback and let us know how we're doing!
Convert by Metropolis Media Online. Blogger Template Convert.

Support Online

Yahoo: slamet_soeroboyo@yahoo.co.uk

Email: metropolismediaonline@gmail.com

My site : Metropolis Media Online